
Hariannetwork.com – Departemen Politik dan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro bersama The Asia Foundation menyelenggarakan diskusi publik bertajuk “Ecological Fiscal Transfer Goes to Campus” pada Kamis (15/5/2025).
Kegiatan ini mengangkat isu strategis terkait ecological fiscal transfer (EFT) sebagai inovasi pendanaan lingkungan hidup berbasis kinerja pemerintah daerah yang diharapkan mampu mendorong tata kelola lingkungan lebih berkelanjutan dan melibatkan peran aktif kaum muda.
Baca juga: Menakar Demokrasi: SPD Soroti Masuknya Rezim Otokrasi Elektoral
Acara dibuka dengan sambutan dari Wakil Dekan Sumber Daya FISIP UNDIP, Ika Riswanti Putranti, Ph.D., yang menekankan urgensi Ecological Fiscal Transfer (EFT) dalam konteks tata kelola lingkungan yang masih menghadapi banyak tantangan, termasuk korupsi dan kurangnya alokasi anggaran yang memadai untuk konservasi maritim dan ekosistem penting lainnya.
Ia menggarisbawahi perlunya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah agar dana transfer fiskal bisa digunakan secara efektif dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Ketua Departemen Ilmu Politik dan Pemerintahan UNDIP, Dr. Nur Hidayat Sardini, menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin nyata di Indonesia.
Baca juga: Persiapkan Akreditasi, LPM UNDIRA Dorong Peningkatan Mutu Program Studi
Ia menekankan bahwa pendidikan dan peningkatan kesadaran (awareness) lingkungan di kalangan generasi muda merupakan kunci untuk menciptakan kesiapsiagaan menghadapi bencana dan memperkuat gerakan lingkungan yang berkelanjutan.
Sesi diskusi dipandu oleh Yoga Putra Prameswari, Dosen Ilmu Politik UNDIP, menghadirkan tiga narasumber utama: R. Alam Surya Putra, Director Environment Governance Unit the Asia Foundation Indonesia; Dr. Laila Kholid Alfirdaus, Ketua Program Doktor Ilmu Sosial FISIP UNDIP; dan Putri Milasari, Youth Climate Activist dari PATTIRO Semarang.
Dalam paparan utama, Alam Surya Putra menjelaskan bahwa permasalahan utama kerusakan lingkungan di Indonesia disebabkan oleh tata kelola yang lemah dan praktik politik rente di sektor sumber daya alam.
Baca Juga: Pemkab Banyumas Siapkan 5 Hektar untuk Sekolah Rakyat, Berikut Lokasinya
Asia Foundation mendorong EFT sebagai mekanisme berbasis kinerja (performance-based) yang menyalurkan dana transfer fiskal secara transparan dan akuntabel, dengan indikator lingkungan yang disesuaikan secara lokal.
Konsep EFT sudah berhasil diterapkan di beberapa provinsi seperti Kalimantan Utara dan Papua dengan hasil positif pada pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan ekonomi berbasis ekowisata dan ekonomi hijau.
Dr. Laila Kholid menyoroti tantangan membangun kesadaran lingkungan di kalangan muda yang masih rendah karena kompleksitas isu dan keterputusan pengetahuan lintas disiplin.
Ia mengajak untuk membumikan isu-isu ekologis dengan mengaitkan topik lingkungan pada hal-hal yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari kaum muda, seperti makanan, rekreasi, dan gaya hidup, agar mereka lebih mudah memahami relevansi isu tersebut.
Baca juga: Menuju ASSIGN 2025, Biro Lingkungan Hidup PPI Jepang Adakan Seminar Bertajuk Smart Agroforest
Putri Milasari berbagi pengalaman aktivisme di Jawa Tengah, terutama upaya meningkatkan kesadaran masyarakat pesisir atas dampak rob dan pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular.
Ia menekankan pentingnya ruang advokasi yang inklusif, baik di kampus maupun komunitas, agar anak muda bisa berperan aktif dalam menjaga lingkungan.
Diskusi juga menyinggung berbagai tantangan implementasi EFT, termasuk kurangnya payung hukum nasional dan keraguan pemerintah daerah untuk mengadopsi skema ini.
Meski demikian, upaya advokasi oleh masyarakat sipil terus berjalan agar EFT dapat menjadi instrumen yang mendorong keadilan fiskal dan keberlanjutan lingkungan.
Sebagai penutup, acara menggarisbawahi peran strategis mahasiswa dan kaum muda sebagai agen perubahan dalam memperkuat pendanaan dan pengelolaan lingkungan melalui mekanisme inovatif seperti EFT.
Keterlibatan aktif generasi muda dalam isu ini sangat diharapkan agar pembangunan berkelanjutan dapat tercapai.
Dapatkan berita dan informasi lengkap lainnya dengan cara klik https://hariannetwork.com