Hariannetwork.com – Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, mengatakan bahwa Prabowo Subianto sulit menerima Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk masuk ke dalam pemerintahannya yang terpilih untuk periode 2024-2029.
Menurut Jamiluddin, Prabowo tampaknya akan sulit menerima PKS karena hubungan mereka yang kurang baik sejak Prabowo bergabung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Sejak saat itu PKS tampaknya sudah tidak respect ke Prabowo,” ucapnya.
Baca Juga : Mengungkap Fakta Tersembunyi: Dinasti Politik dan Caleg Muda dalam Pemilu 2024
Alasan kedua, kata Jamiluddin, adalah bahwa Prabowo sudah didukung oleh Gelora, yang merupakan partai yang beberapa petingginya pindah dari PKS.
“Jika Prabowo mengakomodasi PKS, tentu akan mengganggu hubungannya dengan Gelora,” tambahnya.
Jamiluddin juga memprediksi bahwa PKB dan Nasdem, yang juga mengusung Anies di Pilpres 2024, akan segera bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca Juga : Serangan Pertama Iran Kepada Zionis, 5 Alasan Dibalik Gencarnya Iran Membantu Palestine Melawan Israel
Menurutnya, penerimaan Prabowo terhadap PKB dan Nasdem menjadi indikasi kuat bahwa mereka akan diterima bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Menurut Jamiluddin, kedua partai ini cenderung pragmatis dan akan terus berupaya merapat karena menguntungkan secara ekonomis dan politis.
“Prabowo akan menerima kedua partai ini dengan terbuka karena kehadiran mereka akan menguntungkan, sehingga partai pendukung pemerintah menjadi mayoritas,” tambahnya. (KP)
Editor : Tim Redaksi
Dapatkan berita dan informasi lengkap lainnya dengan cara klik https://hariannetwork.com