Solo, 4 Oktober 2024 – Eka Mulyo Yunus, mahasiswa UIN Walisongo Semarang dan Aktivis HImpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Semarang, ikut berpartisipasi dalam International Symposium on Innovative Masjid (ISIM) 2024 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI bersama Masjid Istiqlal Jakarta dan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Forum internasional ini berlangsung pada tanggal 1-3 Oktober 2024 di Swiss-Belhotel dan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, yang menghadirkan akademisi dan aktivis dari berbagai negara untuk membahas inovasi masjid berwawasan lingkungan.
Eka terpilih sebagai salah satu peserta yang lolos dalam Call for Paper yang sangat kompetitif, di mana dari 259 makalah yang masuk hanya 54 makalah yang lolos dan dipresentasikan di dalam forum. Dalam forum ini, Eka mengusung tema “The Role of Religions and Religious Actors on Environment Preservation: Theological and Sociological Perspectives” melalui paper yang berjudul “Responding to the Earth’s Scream: Ecotheological Concepts in Responding to Natural Problems Through the Perspective of Sayyed Hossein Nasr and St. Fransiskus Assisi.”
Ekoteologi dan Konsep Pelestarian Alam
Dalam makalahnya, Eka membahas pandangan dua tokoh besar ekoteologi, yaitu Sayyed Hossein Nasr, seorang ulama lingkungan dari perspektif islam, dan St. Fransiskus Assisi dari perspektif kristiani dan . Dalam tulisannya, Eka mengulas peran agama dan pemuka agama dalam menjaga kelestarian lingkungan sebagai bagian dari tugas manusia sebagai khalifah di bumi untuk memberikan keamanan dan kenyamanan serta bersaudara dengan alam.
“Upaya aksi lingkungan harus dimulai dari tokoh dan penganut agama itu sendiri yang memberikan wajah agama yang peduli dengan ciptaan Tuhan, bukan sebaliknya menjadi promotor dalam kerusakan alam,” ujar Mahasiswa Fakultas Usluhudin dan Humaniora UIN Walisongo.
Berdiri di Forum Internasional
Eka merasa terhormat bisa bersanding dengan akademisi nasional dan internasional dalam forum yang membahas solusi serta permasalahan terkait masjid dan alam di Indonesia dan dunia. Ia menyebutkan bahwa pertemuannya dengan berbagai pemikir dan peneliti dari berbagai latar belakang memberikan wawasan yang lebih luas dan mendalam tentang isu lingkungan yang terkait dengan teologi.
“Saya merasa sangat terhormat mendapatkan kesempatan luar biasa ini. Bertemu dengan orang-orang hebat di ISIM 2024 memberikan saya ruang untuk mengaktualisasikan insan akademis HMI dan berkontribusi dalam isu lingkungan dan agama di Indonesia,” ujar Eka yang saat ini menjabat sebagai Kabid Perguruan Tinggi dan Kepemudaan (PTKP) HMI Cabang Semarang.
Harapan untuk Kader HMI
Eka berharap ke depan, kader-kader HMI dapat terlibat aktif dalam penelitian dan pengabdian yang berkaitan dengan isu lingkungan dan isu-isu strategis lainnya yang sedang berkembang di Indonesia dan dunia. Menurutnya, akademisi dan mahasiswa memiliki peran penting dalam mengatasi permasalahan lingkungan, sekaligus mempromosikan perdamaian antara manusia dan alam.