
Hariannetwork.com – Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, bersama Kepala Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Palma (BRMP), Steivie Karouw, serta sejumlah tokoh penting lainnya, melakukan pertemuan strategis dengan Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian Selasa (15/7/2025).
Pertemuan yang berlangsung di Ruang Joko Kahiman, Purwokerto ini membahas program pendampingan dalam hilirisasi kelapa di Kabupaten Banyumas.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Sadewo menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen untuk mendorong transformasi pertanian yang lebih modern dan produktif.
Baca juga : Banyumas Raih Hibah USD 150 Ribu dari UNCDF Berkat Konsistensi Pengelolaan Sampah
Salah satu langkahnya adalah dengan menguji dan membudidayakan Kelapa Genjah Bali Kuning, varietas yang disebut-sebut mampu menghasilkan nira 8–10 kilogram per hari dan mulai berproduksi dalam waktu relatif singkat, yakni 2 tahun 4 bulan.
“Kelapa Genjah Bali Kuning adalah peluang besar bagi Banyumas. Varietas ini mampu menghasilkan nira 8 hingga 10 kilogram per hari, dengan masa tanam hingga panen hanya sekitar 2 tahun 4 bulan. Ini jauh lebih cepat dibandingkan kelapa genjah entog yang membutuhkan 3 tahun,” jelas Sadewo.
Sadewo optimistis pengembangan varietas ini akan memperkuat posisi Banyumas sebagai pusat produksi kelapa nasional, mengingat wilayah ini bersama daerah sekitar seperti Cilongok menyumbang sekitar 80% dari total produksi kelapa Indonesia yang memenuhi 90% kebutuhan dunia.
“Kalau hasil verifikasi sesuai, ini bukan hanya sekadar inovasi, tapi revolusi. Bayangkan, 90% kebutuhan kelapa dunia berasal dari Indonesia, dan 80% dari angka itu disumbang Banyumas dan sekitarnya seperti Cilongok. Dengan varietas ini, daya saing kita bisa meningkat tajam,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala BRMP Steivie Karouw menggarisbawahi sejumlah keunggulan Kelapa Genjah Bali Kuning. Di antaranya kecepatan waktu panen yang hanya perlu waktu 18 bulan dari penanaman untuk mulai disadap.
Selanjutnya, peningkatan Produksi Nira rata-rata produksi mencapai 700-800 ml per pohon per hari. Dengan pohon pendek, petani bisa menyadap 80-100 pohon per hari, meningkat drastis dibandingkan 20 pohon pada kelapa tinggi.
“Produksi gula harian bisa naik dari rata-rata 5 kg menjadi 9-10 kg, berpotensi menggandakan pendapatan petani,” katanya.
Baca juga: Banyak Kegiatan Besar, Tingkat Hunian Hotel di Kabupaten Banyumas Meningkat Pesat
BRMP berkomitmen untuk mendukung penuh upaya ini, mulai dari penyediaan benih unggul, pembibitan di Banyumas, hingga pendampingan teknis dan analisis tanah untuk pemupukan dan pengendalian hama.
Kolaborasi antara pemerintah daerah dan BRMP ini diharapkan mampu menjadikan Banyumas sebagai pionir dalam modernisasi industri kelapa nasional, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen kelapa terbesar di dunia.
Dapatkan berita dan informasi lengkap lainnya dengan cara klik https://hariannetwork.com